Di dalam dunia atap metal, begitu banyak tipe profil, dan kadang membingungkan. Terkadang user / buyer / kontraktor / konsultan tidak mengerti mengapa harus memakai tipe ini dan itu. Dalam hal ini FIRM akan menjelaskan secara detail mengenai hal ini, di dalam dunai atap single skin, ada 2 jenis atap berdasarkan screw nya yaitu yang non screw ( sistim jepit ) atau yang memakai screw.
Adapun pembahasan kita akan seputar atap metal dengan screw
Jenis atap metal dengan lebar bahan baku coil 914 mm yaitu :
A. Berlembah lebar, gelombang jarang, tinggi umunnya 25 mm
Umumnya dipakai sebagai dinding, dimana dengan bahan 914 mm maka, lebar efektif umumnya 750 mm kurang kaku bila berbahan tipis.
B. Berlembah kecil lebarnya, gelombang rapat, tinggi umumnya 25 mm
Umumnya dipakai sebagai atap, dimana dengan bahan 914 mm, maka lebar efektif umumnya 680 – 700 mm, cukup kaku bila berbahan tipis, tetapi harga menjadi cukup tinggi , bila dihitung per m2
harga per m’ X lebar bahan 0.68 = harga per m2
Jenis atap metal dengan lebar bahan baku coil 1219 mm yaitu :
C. Berlembah sedang lebarnya dengan gelombang setengah rapat, tinggi umumnya 38 mm
Ini yang paling banyak dijual di pasaran, dan umumnya sangat tipis, dengan ketebalan kisaran 0.2 – 0.3 mm, dimana dengan gelombang model begitu, maka atap akan mudah lentur alias tidak kaku, 5 rib / gelombang. Harga per m’ = harga per m2, karena lebar efektif 1 m
D. Berlembah rapat, gelombang ¾ rapat, dan tinggi umumnya 38 mm
Ini merupakan salah satu model yang paling sempurna, sekalipun berbahan tipis, dikarenakan tinggi gelombang 38 mm, dan ber gelombang 7, sehingga cukup kaku.
Kapankah memakai A, B, C, D ?
Untuk bangunan normal semua diperbolehkan
Untuk bahan tipis disarankan B & D
Untuk façade tampak yang lebih cantik maka disarankan tipe R 750
Untuk site / areal bangunan dengan curah hujan tinggi, tepi pantai, deru / kecepatan angin yang tinggi maka disarankan tipe D. Kenapa D ? karena dengan gelombang 38 mm , maka kemungkinan instrusi atau tampias hujan air dari sisi over lap, akan terhindari.
Banyak orang yang memasang atap model A & B pada bangunan tepi pantai, saat hujan badai, air akan bisa menerobos dari sisi overlap.
Apakah bentuk atap mempengaruhi lendutan ?
jawabannya adalah pasti berpengaruh, terutama dari ketebalan. Sebab dengan gelombang yang lebih jarang, maka momen inersia jauh lebih kecil dengan atap dengan gelombang lebih rapat. Itu sebabnya dengan atap dengan gelombang lebih rapat mempunyai kelendutan lebih kecil dibanding dengan atap bergelombang jarang.