05 Sep
BASE PLATE

Base plate merupakan koneksi / perantara / tempat dudukan antara tiang / kolom baja dengan pondasi di bawahnya, baik dengan pedestal maupun non pedestal. Adapun base plate rata-rata mempunyai ukuran minimal 10 mm, dengan size ukuran yang berbeda-beda.    

Koneksi base plate pada beton terdiri dari 2 yaitu post anchorage / angkur dipasang sesudah beton pondasi jadi semua, atau pre anchorage / angkur sudah tertanam sebelumnya. Adapun masing-masing mempunyai alasan dan plus minus nya.    

Pada pre anchorage biasanya material pelat dikirim dulu berserta L ( angkur ), lalu angkur di tanam ( biasa di las dengan rangkaian tulangan pada pondasi atau di ikat dengan bendrat ( kawat beton ) , lalu pelat angkur ikut di pasang tetapi tidak menempel, sehingga di dapatkan adjustment, bilamana hanya angkur saja di tanam, maka bisa kemungkin nanti lubang pelat angkur tidak sama dengan posisi drat angkur.

Sedangkan untuk post anchorage biasanya pondasi sudah jadi, sehingga harus dibor pelat tersebut baik dengan bor beton bergantian dengan bor besi, dan sesudah itu pelat terpasang, di ikat dengan dynabolt ( ukuran disesuaikan dengan daya tarik nya ) lalu kemudian di isi dengan grouting ( umumnya G 5 HILTI ),

Baik cara pre anchorage atau post anchorage, setelah pelat base terpasang sempurna ( sudah di kencangkan mur nya ), kemudian kolom baja yang di letakkan di atas base plate, dan di las ( tiang baja di pegang oleh crane / box A sementara ), tingkat kelurusan dari tiang baja vs pelat base plate harus diperhatikan maksimal.

Sedangkan untuk PEB light, base plate sudah langsung berbentuk T atau H, dikarenakan tidak memungkinkan untuk pekerjaan pengelasan dan jauh lebih praktis.

Komentar
* Email tidak akan dipublikasikan di situs web.